“Omegod! Itu diaaa!”
Teriakku
semangat menunjuk-nunjuk kearahnya. Tak sabar untuk segera berada dalam posisi
yang paling dekat dengannya. Ku akui, aku sampai lupa berkedip ketika kali
pertama melihatnya. Dan ku akui juga dia menebar pesona yang tak bisa
kupungkiri jika ia telah berhasil men-dor kan hatiku. Tepat! Aku
langsung membiarkan cintaku jatuh padanya, tepat disaat aku menangkap basah
bola matanya yang juga menatapku ketika kami sama-sama sedang berada pada ruang
berbatas kaca, saling berpandangan.
“Ya Tuhaan!
Semoga aku tidak bersikap gila yang kelewatan” begitulah yang kupikirkan.
Sambil masih mencuri-curi pandang, aku mencoba mencermatinya dari jarak dimana aku
berdiri. Aku akan mendekatinya nanti disaat aku benar-benar bisa mengontrol
emosiku, jangan sampai orang-orang berpikiran aku gadis tak waras yang kabur
dari rumah hunian dan nyasar ke tempat ini.
Siapa sih yang
tidak jatuh hati padanya, berkulit putih bersih, matanya bulat besar mirip seperti
kacang almont, menandakan kalau dia begitu cerdas, hidungnya yang mancung, posturnya
cakep banget, gak kurus dan juga gak nampak besar, lincah pula. Ouuwh cintaaa
menggemaskan sekali! Tipe-tipe seperti itu yang kumau! Aku sudah pasti
memelukknya seandainya ditempat ini tak ada siapa-siapa.
“Ada yang bisa
dibantu?” tanya tiba-tiba seseorang yang membuatku tergagap.
“Oh ya, makasih”
aku hanya menjawab pendek dan tersenyum lantas kembali pada fokus intaianku,
masih sama. Dia yang membuat segala yang ada dipikiranku berubah menjadi tentang
dia semuanya. Tanpa berpikir lama, akupun mulai mendekatinya.
“Omegoood, aku
tak salah lihat!” aku mengulang keterkejutan yang sama saat pertama kali aku
melihatnya. Namun kali ini aku berharap bisa menyentuh bagian dari tubuhnya.
Terdengar sok akrab memang, ah biarlah! Aku tak peduli.
Aku tersenyum
kearahnya. Melihat respon yang ia berikan, aku yakin kalau dia tidak terganggu
atas kehadiranku. Aku merasakan hawa-hawa hangat ketika berada di dekatnya,
senyumnya tumpah, membuatku ingin segera melayangkan peluk ketubuhnya.
Kubiarkan dia terus memandangiku, kubiarkan ia memperhatikanku, kubiarkan saja
ia menelenjangi tubuhku dari mata beningnya. Kupikir ia juga merasakan hal yang
sama denganku, jadi kubiarkan mata dan sebagian anggota tubuhnya berada dalam
posisi yang semakin dekat denganku. Semakin bertambah dekat semakin kurasa
betapa hangat dan bahagia berada di dekatnya. Dan dari situ pula, aku bisa
menangkap kelembutan yang ada dalam dirinya. Kulirik sekitar, dan kudapati
seseorang yang tadi sempat mengagetkanku karena sapaannya. Aku memanggilnya...
“Mbak...mbak...
yang ini yah. Aku mau yang ini”
“Baiklah, ada
yang lain lagi?” tanyanya
“Enggak deh.
Yang satu ini udah bikin aku jatuh terjatuh-jatuh”
Aku tersenyum
puas berjalan mengikutinya. dan setelah semuanya beres, aku keluar dari cats
shop dengan si putih Anggora yang
berada dalam dekapanku. Kini si pemilik bulu selembut sutra itu berhasil
menjadi milikku.
“Ouuwch
cintaaa, jangan nakal yah nanti sampai dirumah”
“Meooong...”
geliatnya mengibas-ibaskan ekor, dan aku semakin erat mendekapnya.
***
FF ini diikutkan dalam kuis Flash Fiction CINTA PERTAMA yang diadakan @RedCarra dan @Stiletto_Book
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar